TUGAS
MAKALAH
BELAJAR
DAN PEMBELAJARAN
BIOGRAFI
VYGOTSKY
Nama Kelompok 6 :
1.
Estu Yen
Retno Asun (1431032)
2.
Resty Tirta
Risani (1431067)
3.
Umi Masruroh (1431083)
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP
PGRI SIDOARJO)
PRODI
MATEMATIKA 2014 – A
TAHUN
AJARAN 2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan
kehadirat Allah SWT. Yang mana telah memberikan kenikmatan dan kesehatan kepada
kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa kita dari
alam kegelapan ke alam terang benderang yang penuh dengan kerahmatan.
Dalam penyusunan makalah ini tidak
terlepas dari bantuan pihak yang mendorong dan memotivasi supaya makalah ini
lebih efisien dan lebih baik. Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Intan Bigita Kusumawati S.Pd, M.Pd sebagai dosen mata kuliah Belajar dan
Pembelajaran. Makalah
ini berisikan tentang biografi Vygotsky, teori – teori dari Vygotsky dan
hubungan antara teori tersebut dengan matematika. Penyusun dengan penuh kesadaran diri bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, hal ini terjadi
karena dengan kemampuan dan kedangkalan ilmu yang kami miliki. Dalam kesempatan ini
penyusun mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan pihak yang turut
membantu terselesainya makalah ini. Dan kami mohon atas kritik dan sarannya
agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Terima kasih.
Sidoarjo, 18 Maret 2014
(Penulis)
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I
Pendahuluan ................................................................................................................ 1
1.1
Latar Belakang........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................. 1
1.3 Tujuan.................................................................................................................... 1
Bab II
2.1
Biografi Vygotsky................................................................................................. 2
2.2
Teori Vygotsky...................................................................................................... 3
2.3
Implikasi teori Vygotsky dalam proses
pembelajaran........................................... 5
2.4
Penggunaan teori Vygotsky untuk
pembelajarn matematika................................ 6
Bab III
3.1
Kesimpulan............................................................................................................ 7
Daftar Pustaka 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tujuan belajar yang paling utama adalah apa yang dipelajari itu berguna
dikemudian hari, yakni membantu kita untuk dapat belajar terus dengan cara yang
lebih mudah. Hal ini dikenal sebagai transfer belajar. Apa yang kita pelajari
dalam situasi tertentu memungkinkan kita untuk memahami hal-hal lain. Transfer
inilah yang menjadi inti dalam proses belajar.
Demikian pula dengan tujuan pelajaran bukan hanya penguasaan
prinsip-prinsip yang fundamental, melainkan juga mengembangkan sikap yang
positif terhadap belajar, penelitian, penemuan, serta pemecahan masalah atas
kemampuan sendiri. Menyajikan konsep-konsep yang fundamental saja tidak dengan
sendirinya menimbulkan sikap demikian. Masih perlu penelitian dalam soal ini.
Namun dianggap proses menemukan sendiri akan menimbulkan sikap demikian.Untuk
itu penulis akan mengemukakan salah satu metode belajar yakni teori belajar
Vygotsky yang sekiranya mampu mengatasi hal-hal diatas.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Teori Vygotsky?
2. Bagaimana implikasi dari teori
perkembangan Vygotsky dalam proses pembelajaran?
3. Bagaimana pengguaan teori Vygotsy
dalam pembelajaran matematika?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Teori Vygotsky
2. Mengetahui cara pengimplikasian teori Vygotsky dalam pembelajaran
3. Mengetahui cara penggunaan teoti Vygotsky dalam pembelajaran matematika
BAB II
2.1Biografi Vygotsky
Lahir :
|
|
Meninggal :
|
|
Kebangsaan :
|
Rusia
|
Bidang :
|
|
Mahasiswa ternama :
|
|
Dikenal karena :
|
|
Pasangan :
|
Roza Noevna Vygodskaia
(nama lahir Smekhova)
|
Nama lengkapnya
adalah Lev Semyonovich Vygotsky (1896-1934). Ia dilahirkan di salah satu kota
Tsarist, Russia, tepatnya pada
tanggal 17 November 1896, dan
berketurunan Yahudi. Ia
tertarik pada psikologi saat berusia 28 tahun. Sebelumnya, ia lebih menyukai
dunia sastra. Awalnya, ia menjadi guru
sastra di sebuah sekolah, namum pihak sekolah juga memintanya untuk mengajarkan
psikologi. Padahal, ia sama sekali tidak
pernah mengenyam pendidikan formal di fakultas psikologi sebelumnya. Namun,
inilah skenario yang membuatnya menjadi tertarik untuk menekuni psikologi, hingga akhirnya
ia melanjutkan kuliah di program studi psikologi Moscow Institute of Psychology
pada tahun 1925. Judul disertasinya mengenai ”Psychology of Art”.
Lev Vygotsky adalah seorang
psikolog yang berasal dari Rusia dan hidup pada masa revolusi Rusia. Vygotsky
dalam menelurkan pemikiran-pemikirannya di dunia psikologi kerap menghadapi
rintangan oleh pemerintah Rusia saat itu. Perkembangan
pemikirannya meluas setelah ia wafat pada tahun 1934, dikarenakan menderita
penyakit TBC. Vygotsky pun sering dihubungkan dengan psikolog Swiss bernama
Piaget. Lahir pada masa yang sama dengan Piaget, seorang psikolog yang juga
mempunyai keyakinan bahwa keaktifan anak yang membangun pengetahuan mereka.
Vygotsky meninggal dalam usia yang cukup muda, yaitu ketika masih berusia tigapuluh
tujuh tahun.
2.2
Konstruktivisme Sosial Vygotsky
Lev Vygotsky mengkritik
pendapat Piaget yang menyatakan bahwa faktor utama yang mendorong perkembangan
kognitif seseorang adalah motivasi atau daya dari dalam si individu itu sendiri
untuk mau belajar dan berinteraksi dengan lingkungan. Vygotsky justru
berpendapat bahwa interaksi sosial, yaitu interaksi individu tersebut dengan
orang-orang lain merupakan faktor yang terpenting yang mendorong atau memicu
perkembangan kognitif seseorang
Teori Vygotsky merupakan
salah satu teori penting dalam psikolog perkembangan. Menurut Vygotsky bahwa
pembelajaran terjadi apabila anak bekerja atau belajar menangani tugas-tugas
yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan
kemampuannya. Vygotsky berpendapat pula bahwa proses belajar akan terjadi
secara efisien dan efektif apabila si anak belajar secara kooperatif dengan
anak-anak lain dalam suasana lingkungan yang mendukung (supportive)
dalam bimbingan atau pendampingan seseorang yang lebih mampu atau lebih dewasa,
misalnya seorang guru.
Teori Vygotsky berfokus
pada empat faktor yaitu budaya (culture), bahasa (language), zona
perkembangan proksimal (zone of proximal development atau ZPD) dan Scaffolding .
1. Budaya (culture)
Vygotsky berpendapat
bahwa budaya dan lingkungan sosial seorang anak adalah hal terpenting yang
mempengaruhi pembentukan pengetahuan mereka. Anak-anak belajar melalui lagu,
bahasa, kesenian dan permainan. Ia juga menyatakan bahwa budaya mempengaruhi
proses belajar, anak-anak belajar melalui interaksi dan kerjasama dengan orang
lain dan lingkungannya.
Vygotsky meyakini
bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial budaya dan
sejarahnya. Perolehan pengetahuan dan perkembangan kognitif seseorang sesuai
dengan teori sosiogenesis. Dimensi kesadaran sosial bersifat primer, sedangkan
dimensi individualnya bersifat derivative atau merupakan turunan dan
bersifat sekunder. Artinya pengetahuan dan perkembangan kognitif individu
berasal dari sumber-sumber sosial di luar dirinya. Hal ini tidak berarti bahwa
individu bersikap pasif dalam perkembangan kognitifnya, tetapi Vygotsky juga
menekankan pentingnya peran aktif seseorang dalam mengkonstruksi
pengetahuannya.
Proses dan konteks
kultural yang beragam juga menghasilkan belajar yang beragam pula. Sebagai
contoh kita dapat mengamati bagaimana anak-anak mempelajari suatu konsep
melalui modus tertentu. Sebelum media visual banyak digunakan, anak-anak
mempelajari nilai-nilai
yang berlaku melalui apa yang didengar dari oerang lain.
2. Bahasa (language)
Vygotsky mengemukakan
bahwa bahasa berperan penting dalam proses perkembangan kognitif anak.
Menurutnya pula, ada hubungan yang jelas antara perkembangan bahasa dan
perkembangan kognitif. Ia menyatakan bahwa ada tiga tahap perkembangan bahasa.
Tiga tahap perkembangan tersebut dideskripsikan dalam tabel berikut :
Tabel Tahap Perkembangan Bahasa
Vygotsky
Tahap
|
Perkiraan Usia
|
Deskripsi
|
Social speech
(eksternal speech)
|
Sampai 3 tahun
|
Bicara
biasanya dilakukan untuk mengontrol tingkah laku, dan untuk mengekspresikan
pemikiran sederhana seperti emosi
|
Egocentric Speech
|
3 – 7 tahun
|
Anak
– anak lebih sering berbicara dengan diri mereka sendiri, mereka membicarakan
apa yang mereka lakukan dan mengapa mereka melakukannya
|
Inne speech
|
Diatas
tujuh tahun samapi dewasa.
|
Inner speech atau pembicaraan batin. Merupakan
proses hubungan antara pikiran dan bahasa. pada tahap ini individu telah
sampai pada tipe fungsi mental yang lebih tinggi
|
Selanjutnya,
Vygotsky menentukan perbedaan antara fungsi mental dasar dan fungsi mental
lebih tinggi. Fungsi mental dasar adalah alami dan tidak dipelajari, sedangkan
fungsi mental lebih tinggi dipengaruhi dan berkembang melalui belajar, seperti
bahasa dan memori, pemikiran, pemusatan perhatian dan lain-lain. Seseorang
membutuhkan inner speech dan budaya yang ditransmisikan melalui bahasa
dan bantuan orang lain yang lebih ahli untuk mengubah fungsi mental dasar
menjadi fungsi mental yang lebih tinggi.
Vygotsky menyarankan bahwa interaksi sosial merupakan hal
yang penting bagi siswa dalam menginternalisasi pemahaman-pemahaman yang sulit,
masalah-masalah dan proses. Selanjutnya, proses internalisasi melibatkan
rekonstruksi aktivitas psikologis dengan dasar penggunaan bahasa. Dengan
demikian, terlihat jelas bahwa penggunaan bahasa secara aktif yang didasarkan
pemikiran merupakan sarana bagi siswa untuk menegosiasi kebermaknaan
pengalaman-pengalaman mereka.
3. Zona Perkembangan Proksimal
Atau Zone Of Proximal Development (ZPD)
Vygotsky mengemukakan konsepnya
tentang zona perkembangan proksimal (zone of proximal development). Menurutnya
perkembangan seseorang dapat dibedakan ke dalam dua tingkat, yaitu tingkat
perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial. Tingkat perkembangan
aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas-tugas dan
memecahkan berbagai masalah secara sendiri. Ini disebut sebagai kemampuan
intramental. Sedangkan tingkat perkembangan potensial tampak dari kemampuan
seseorang untuk menyelesaikan tugas-tugas dan memecahkan masalah ketika
dibimbing orang dewasa atau ketika berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih
mampu atau kompeten. Ini disebut kemampuan intermental. Jarak antara tingkat
perkembangan aktual dengan tingkat perkembangan potensial disebut zona perkembangan
proksimal, yang diartikan sebagai fungsi-fungsi atau kemampuan-kemampuan yang
belum matang yang masih pada proses pematangan.
zone of proximal
development adalah daerah antar tingkat perkembangan sesungguhnya yang
didefinisikan sebagai kemampuan memecahkan masalah secara mandiri dan tingkat
perkembangan potensial yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah
dibawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu.
Menurut Vygotsky proses pembelajaran akan terjadi jika
anak bekerja atau menangani tugas-tugas yang belum dipelajari, namun
tugas-tugas tersebut masih berada dalam jangkauan mereka yang disebut dengan zone
of proximal development, yakni daerah tingkat perkembangan sedikit di atas
daerah perkembangan seseorang saat ini. Vygotsky yakin bahwa fungsi mental yang
lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan dan kerja sama antar individu
sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke dalam individu
tersebut.
Kunci utama dari teori ini adalah peran guru atau orang lain yang lebih
berpengalaman. Ide Vygotsky adalah peran penting guru dalam menyediakan
bimbingan kepada siswa, memberikan masukan dan saran serta menawarkan berbagai
macam strategi dalam memecahkan masalah.
Teori tentang ZPD dari Vygotsky ini bermakna bahwa pembelajaran terjadi
melalui interaksi sosial dengan bantuan guru atau teman sejawat. Melalui
tantangan dan bantuan dari guru atau dari teman yang lebih mampu, siswa
bergerak ke dalam ZPD mereka dimana pembelajaran terjadi.
4.
SCAFFOLDING
Scaffolding merupakan pemberian sejumlah bantuan kepada
siswa selama tahap-tahap awal pembelajaran,
kemudian mengurangi bantuan dan memberikan kesempatan untuk mengambil
alih tanggung jawab yang semakin besar setelah ia dapat melakukannya.
Scaffolding
merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa untuk belajar dan memecahkan
masalah. Bantuan tersebut dapat
berupa petunjuk, dorongan, peringatan, menguraikan masalah ke dalam
langkah-langkah pemecahan, memberikan contoh, dan tindakan-tindakan lain yang
memungkinkan siswa itu belajar mandiri.
2.2Implikasi Teori Vygotsky dalam Proses
Pembelajaran
Implikasi teori Vygotsky dalam pembelajaran yaitu sebagai berikut:
1.
Proses pembelajaran yang diberikan oleh guru
harus sesuai dengan tingkat perkembangan potensial siswa. Siswa seharusnya
diberikan tugas yang dapat membantu mereka untuk mencapai tingkat perkembangan
potensialnya.
2.
Vygotsky mempromosikan penggunaan
pembelajaran kolaboratif dan kooperatif, dimana siswa dapat saling berinteraksi
dan saling memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang efektif dalam
masing-masing ZPD mereka.
Selain itu implikasi teori Vygotsky dalam pembelajaran diantaranya adalah
guru bertugas menyediakan atau mengatur lingkungan belajar siswa dan mengatur
tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa, serta memberikan dukungan dinamis,
sedemikian hingga setiap siswa bisa
berkembang secara maksimal dalam zona perkembangan proksimal.
2.4 Pembelajaran Matematika Berdasarkan Teori
Vygotsky
Contoh dalam
pembelajaran, jika seseorang siswa membuat suatu kesalahan dalam mengerjakan
sebuah soal, sebaiknya guru tidak langsung memberitahukan di mana letak kesalahan
tersebut. Sebagai contoh, jika seseorang siswa menyatakan bahwa untuk sebarang
bilangan real x dan y berlaku (x-y)2 = x2 - y2. Guru tidak perlu langsung
menyatakan bahwa itu salah. Lebih baik guru memberi pernyataan yang sifatnya
menuntun, misalnya: “apakah (3-2)2 = 32 - 22?”
Dengan menjawab
pertanyaan, siswa akan bisa menemukan sendiri letak kesalahannya yang ia buat
pada pernyataan semula. Dari contoh ini kiranya jelas bahwa guru bisa membantu
siswa dengan cara memilih pendekatan pembelajaran yang sesuai, agar proses
konstruksi pengetahuan dalam pikiran siswa bisa berlangsung secara optimal.
Pertanyaan yang diajukan guru tersebut untuk menuntun siswa supaya pada
akhirnya siswa bisa menemukan sendiri letak kesalahan yang ia buat, merupakan
contoh scaffolding (tuntunan atau dukungan yang dinamis) dari guru pada siswa.
Guru kiranya
bisa memanfaatkan baik teori Piaget maupun teori Vygotsky dalam upaya untuk
melakukan proses pembelajaran yang efektif. Di satu pihak, guru perlu
mengupayakan supaya siswa berusaha agar bisa mengembangkan diri masing-masing
secara maksimal, yaitu mengembangkan kemampuan berpikir dan bekerja secara
independen (sesuai dengan teori Piaget), di lain pihak, guru perlu juga
mengupayakan supaya tiap-tiap siswa juga aktif berinteraksi dengan siswa-siswa
lain dan orang-orang lain di lingkungan masing-masing (sesuai dengan teori
Vygotsky). Jika kedua hal itu dilakukan, perkembangan
kognitif tiap-tiap siswa akan bisa terjadi secara optimal.
BAB III
Kesimpulan
Teori Vygotsky berfokus pada empat faktor
yaitu budaya (culture), bahasa (language) zona perkembangan
proksimal (zone of proximal development atau ZPD) dan Scaffolding.
1.
Budaya
Vygotsky berpendapat bahwa budaya dan
lingkungan sosial seorang anak adalah hal terpenting yang mempengaruhi
pembentukan pengetahuan mereka.
2.
Bahasa
Vygotsky menyatakan bahwa bahasa adalah pusat
terpenting dalam proses belajar.
3.
Zona perkembangan proksimal
Zona perkembangan proksimal atau ZPD adalah
jarak antara tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial.
4.
Scaffolding
Scaffolding adalah bantuan atau support kepada seseorang
anak dari seseorang yang lebih dewasa atau lebih kompeten dengan maksud agar si
anak mampu untuk mengerjakan tugas-tugas atau soal-soal yang lebih tinggi
tingkat kerumitannya daripada tingkat perkembangan kognitif yang aktual dari
anak yang bersangkutan
Vygotsky mempromosikan penggunaan
pembelajaran kolaboratif dan kooperatif, dimana siswa dapat saling berinteraksi
dan saling memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang efektif dalam
masing-masing ZPD mereka.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Dahar, R.W. 2011. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta : Erlangga.
2.
Jauhari, Mohammad. 2011. Implementasi PAIKEM: dari
Behavioristik sampai Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
3.
Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual:
Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama.
4.
Oakley, Lisa. 2004. Cognitive Development. London:
Routledge-Taylor & Francis Group
5.
Rusefendi, dkk. 1992. Materi Pokok Pendidikan
Matematika 3. Jakarta: Debdikbud.
6.
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif
Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.
7.
Widjajanti, D. B. 2008. Strategi Pembelajaran
Kolaboratif Berbasis Masalah.
Tersedia:http://eprints.uny.ac.id/6910/1/P8%20Pendidikan%20(Djamilah).pdf.
Diakses tanggal 15 Maret 2013.
8.
Winataputra, U.S, dkk. 2008. Teori Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar